Hal yang Harus Diperhatikan jika Berada di 'Silent Airport'
Biasanya kita selalu mendengar berbagai pengumuman dari pengeras suara di bandara, mulai dari Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Cing Cu i-Cing Cu i, sampai bahasa daerah. Tapi di bandara yang menerapkan sistem silent airpot ini, kita tak akan lagi mendengar pengumuman melalui pengeras suara kecuali untuk hal-hal yang bersifat darurat.
Sebelum KLIA dan KLIA 2, sudah ada bandara-bandara lain yang menerapkan sistem silent airport, diantaranya London City Airport, Helsinki Airport, Barcelona's El Prat Airport, Chennai Airport, Changi Airport, dan Cape Town International Airport.
Di Indonesia sebenarnya sudah mulai diuji cobakan sistem silent airport ini di Bandara Juanda Surabaya, Bandara Hassanudin Makassar, dan Terminal 3 SHIA. Tapi sepertinya belum mendapatkan respon yang baik. Mungkin karena masyarakat kita masih banyak yang minim literasi dan banyak yang heboh sendiri sampai lupa dia mesti ngapain dan akhirnya ndlenger ketinggalan pesawat terus ngamuk-ngamuk. Padahal yang salah dia.
Lha terus gimana kalau nggak ada pengumuman pakai pengeras suara?
Nah, calon penumpang diharapkan selalu melihat papan informasi atau Flight Information Display Screen (FIDS), bertanya ke Airport CARE Ambassador, atau menggunakan aplikasi airport setempat, seperti 'MYairport' di Malaysia dan 'Indonesia Airports' di Indonesia.
jangan lupa untuk selalu membaca papan pengumuman |
Baca juga: Jangan Malas Membaca
KLIA dan KLIA 2 menghapus 70% pengumuman melalui pengeras suara dan 30% pengumuman yang tetap dipertahankan dengan pengeras suara adalah:
- panggilan terakhir (last call)
- keterlambatan dan pembatalan penerbangan
- keterlambatan bagasi
- waktu shalat
- bagasi tanpa pengawasan (unattended luggage)
- pengumuman darurat
Tujuan dari silent airport ini adalah untuk mengurangi tingkat polusi suara di bandara, karena setiap harinya ada sekitar 500 pengumuman melalui pengeras suara yang menyebabkan kebingungan dan kecemasan penumpang. Silent airport juga akan membuat penumpang beristirahat dengan tenang dan lebih santai saat menunggu penerbangannya tanpa terganggu dengan bisingnya suara pengumuman.
aplikasi untuk airport-airport di Indonesia |
Pihak bandara tetap memberi fasilitas khusus kepada calon penumpang yang tuna netra dan lanjut usia. Mereka akan dibantu oleh staf CARE selama proses check in, pemeriksaan bagasi, kontrol bea cukai, sampai perjalanan ke boarding gate.
Baca juga: Etika Menggunakan Toilet Umum
Enak juga sih ada di silent airport, suasananya jadi nggak berisik. Hanya terdengar suara ramai dari calon penumpang dan suara troli-troli yang lagi menggelinding.
Kuncinya yang paling penting, kita harus sudah ada di sekitar boarding room paling nggak 30 menit sebelum boarding. InsyaAllah akan aman terkendali tanpa takut tertinggal pesawat.
Tips yang harus diperhatikan jika kita berada di silent aiport:
- jangan datang ke bandara mepet waktu boarding
- jangan malas membaca pengumuman di FIDS
- jangan ragu untuk bertanya ke petugas Airport CARE kalau membutuhkan informasi lebih lanjut
- atur waktu dengan baik, kapan harus mampir belanja di duty free, masuk lounge, makan, foto-foto, tidur, dll. jangan sampai lupa waktu. pasang alarm jika perlu
- kalau mau menunggu boarding sambil tidur, pastikan pasang alarm dulu di hp
- download aplikasi bandara setempat untuk update informasi
- pastikan sudah berada di boarding room 30 menit sebelum waktu boarding
- jika kamu sudah berada di boarding room beberapa jam sebelum boarding, pastikan selalu melihat papan pengumuman boarding gate atau di aplikasi smartphone, karena terkadang ada pemindahan gate
26 komentar
ndlenger ya mba, wkwk.. masih butuh sosialisasi yg sering sih kalo di Indinesia.
ReplyDeleteiya, mbak. harus kerja keras buat sosialisasinya. hehehe
DeleteSilent Airport mengajarkan kepada para penumpang untuk lebih cerdas ya, Kak. Tapi repot juga kalau ada penumpang yang selalu berharap sama pengumuman ini itu dari pengeras suara hehehe. Bisa ketinggalan dia :D
ReplyDeleteiya, mbak Tuteh.
Deletebiar lebih cerdas, lebih melek teknologi, dan nggak males baca. hehehe
Paling tidak masih ada Last Call. Hahhaa.. agak repot nie kalo penumpangnya gak bisa baca tulis. 🤭 Harus ada pendamping dan dia musti aktif bertanya.
ReplyDeletebetol syekali...
Deleteuntung di KLIA & KLIA 2 petugas CARE akeh, petunjuk juga sangat jelas.
di SHIA juga mulai banyak petugas yang siap membantu, meski masih gagal jadi silent airport. hihhihi
Sisi positifny orang2 jadi lebih peduli, gak males baca, gak sembrono
ReplyDeleteSisi yg bikin khawatir: aku kepikiran sama penumoang yg udah tua terus perginy sendirian mb
untuk penumpang lanjut usia dan berkebutuhan khusus, di KLIA dan KLIA 2 Malaysia menyediakan staf pendamping yang akan mengantar sampai ke boarding room, mbak. InsyaAllah aman. hehehe
DeleteBener juga sih, sudah saatnya masyarakat lebih dewasa dan mau bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Kalau memang nggak mau ketinggalan, ya harus jaga-jaga sendiri.
ReplyDeletesetuju, mbak Dyah :)
DeleteWah, sejujurnya saya baru tahu istilah Silent Airport ini dan saya pribadi belum pernah mempunyai pengalaman di bandara yang menggunakan sistem ini. Dari membaca artikel mbak Dita ini, saya merasa sepertinya saya berada di pihak yang pro dengan adanya sistem ini. Walau di sisi lain, ada keMUNGKINan petugas bandara akan menjawab pertanyaan yang sama dari beberapa penumpang yang kurang memperhatikan. Tapi pelan-pelan, semoga para penumpang belajar lebih cerdas dan tidak malas membaca informasi (tak terkecuali untuk saya juga) ^^
ReplyDeleteArtikel yang bagus Mbak
terima kasih mbak Elrisa sudah mampir ke sini :D
DeleteinsyaAllah petugas bandara sudah terlatih dan akan senang hati buat menjawab pertanyaan yang sama karena ya memang itu tugas mereka.
tapi memang yang lebih penting adalah bagaimana mendidik penumpang menjadi lebih cerdas dan tidak malas membaca :)
doha itu belum silent airport ya..eh tapi tetap aja salah gate:D:D inget pas mau balik ke istanbul, ada 2 jadwal penerbangan ke istanbul yang waktunya cuma selisih 15 menitan, 1 ke attaturk airport, yang satu ke sabiha airport sedang tiket kita yang ke sabiha, nyaantai aja leyeh2 nunggu boarding, ternyata salah gate dong..dan itu ujung2an lokasinya sama tujuan kita...hahah ngos2an bawa 2 anak , backpack .stroller, sama koper kecil. ampunnn kalau ga bareng suami, nangis dah:D:D dan kita penumpang terakhir yang ditungguin, cuma baca gate istanbulnya doang tapi ga mikir kode bandaranya, ga ada jg last call gitu.
ReplyDeleteaku lupa e, Hamad itu silent airport apa enggak.
Deletekebayang lari-larian gitu di bandara yang gigantis kaya Hamad. untung salah gate-nya itu enggak pake naik sky train segala ya, mbak. hihhihi
aku pernah gitu juga soalnya, lari-larian dari ujung ke ujung di Changi gara-gara pesawat sebelumnya dateng telat sedangkan pesawat sambungannya udah boarding. untung cuma gendong ransel doang. hehehe
tapi itulah seninya traveling ya, mbak :D
Belum pernah merasakan seperti apa silent airport ini karena memang belum pernah keluar negeri. Tapi setiap kali ke bandara selalu ngeliatin layar televisi yang isinya keterangan penerbangan. Sekalian ngajarin si kecil gimana baca informasinya.
ReplyDeletealhamdulillah mbak, semoga si kecil nanti kalo gede udah terbiasa baca papan informasi di bandara :)
DeleteKlo di Indonesia diterapkan bagaimana ya? Ribet deh. Mungkin awalnya kesulitan tapi tidak salah untuk dipraktekan. Artikel yang bagus mbak saya jadi tambah ilmu :) :)
ReplyDeletedi Indonesia sudah pernah diujicoba tapi gagal. hihhhihi
Deleteterima kasih sudah mampir, mbak :)
Sejujurnya aku baru tahu istilah Silent Ariport ini, tapi tanpa sadar pernah mengalaminya sendiri. Waktu di Changi kalau enggak salah. Silent airport begini memang bikin deg-degan, takut ketinggalan pesawat. Tapi ini bisa bikin penumpang lebih bertanggung jawab dan datang tepat waktu, sih. :D
ReplyDeletebetul mbak. harus terbiasa datang tepat waktu dan nggak males baca papan pengumuman :)
DeleteBerguna banget ini aku mau ke KL bulan Maret ntar, untung baca ini dulu, kebayang kalau diem-diem bae bisa ketinggalan pesawat :))
ReplyDeleteselamat jalan-jalan, mbak... :)
DeleteWaaaah, terima kasih informasinya. Saya baru tahu, nih.
ReplyDeletesama-sama, mbak Melisa :)
Deleteterima kasih juga udah mampir ke sini
sbnrnya dari dulu traveling aku ga prnh ngandelin announcement dari pengeras suara.. selalunya aku lbh suka baca pengumumannya ato tanya staff di sana. soalnya aku kdg susah juga nangkep apa yang diannounce dr pengeras suaranya mba :D. dan jujurnya aku baru tau kalo istilahnya silent airport wkwkwkwkwk... saking ga merhatiin announcement yg begitu jd ga ngeh.
ReplyDeletelagian dari dulu aku juga terbiasa dtg cepet ke bandara, dan jrg keluyuran kalo memang udah check in. kalopun jalan, cuma di sekitaran boarding room. apalagi kalo dibandara yg luasnya ampun2an.. drpd ketinggalan mnding duduk manis nunggu :D
sama, mbak. saya pun bukan orang yang terlalu peduli sama pengumuman dari pengeras suara, lebih suka baca di papan informasi aja dan selalu datang ke bandara lebih awal. hihhihi
Deletedan baru ngeh kalo ada silent airport pas di KLIA kemarin.
Silakan tinggalkan komentar, tapi mohon maaf komentar saya moderasi karena banyaknya spam.
Mohon untuk tidak menyertakan link hidup, ya...
thanks,