Ke Tanah Suci, Pilih Sibuk Ibadah atau Sibuk Belanja?
- Kebanyakan yang hobi belanja adalah wanita.
- Setiap ada kesempatan meski dalam kesempitan, mereka selalu melipir belanja. Entah sepulang dari shalat 5 waktu di masjid ataupun saat kunjungan ke situs-situs sejarah. Bahkan mau shalat ke masjid pun masih sempet-sempetnya belok ke toko dulu. Terang-terangan ataupun ngumpet-ngumpet.
- Kalau belanja lama. Entah lama milihnya atau saking banyaknya barang yang dibeli. Sampai sering terlambat ke masjid untuk shalat.
- Terkadang sejak sebelum berangkat sudah 'bercita-cita' nanti di Saudi mau beli perhiasan karena konon kabarnya emas arab itu bagus.
- Selalu ada aja kejadian dimana yang lain sudah kumpul tepat waktu tapi ada sebiji dua biji yang masih nyangkut dan kedapatan lagi asyik belanja sampai lupa waktu dan bahkan lupa jalan pulang ke hotel atau lupa kembali ke titik kumpul. Ini akan menghambat jadwal yang sudah disusun oleh biro perjalanan dan tentu merugikan orang se-rombongan.
- Pas acara "kajian lepas ashar" jamaah wanita sebagian besar 'hilang' dan bisa dipastikan sedang berada di tempat belanja.
- Pembicaraan antar mereka nggak jauh-jauh dari barang belanjaan dan harga. "Saya dapet ini murah lho di toko sana", dan semacamnya.
- Saling kepingin satu dengan lainnya. Misal, ada 1 dapet sajadah murah di salah satu toko, nanti dia bisa bawa yang lain ikutan belanja ke toko temuannya itu. Udah mirip MLM. Akhirnya yang tadinya nggak minat belanja sajadah jadi ikutan belanja juga.
- Kadang ustadz lagi ngasih tausiah, mereka sibuk ngobrolin belanjaan. Akibatnya kalau ada info, mereka kagak ndengerin. Yang begini sering bikin kezel jamaah yang lain karena gengges.
- Barang bawaan overload. Itupun masih aja ada yang bilang belanjaannya kurang. "Si Anu dan Nganu belum dibelikan oleh-oleh", ujarnya. Sudahlah barang overload, mereka kadang nggak tanggung jawab bawa sendiri dan berakhir dengan ngerepotin orang lain. Belum lagi kalau tidak bisa terangkut bagasi pesawat karena nggak kuat bayar biaya kelebihan bagasi. Malah mubazir karena dibuang.
Baca juga: Pengalaman Umrah Bersama Segerombolan Nenek-Nenek
Alhamdulillah saya terlahir menjadi mbak-mbak yang tomboy dimana saya sangat benci pergi ke tempat belanja. Mbuh kenopo pokokmen saya nggak suka sama kegiatan yang bernama belanja ke tempat perbelanjaan.
Saya hanya sesekali ke supermarket Bin Dawood buat jajan jus, roti, atau mie instant. Itupun cuma sebentar banget selepas shalat Isya di masjid sembari lewat pulang ke hotel. Saya nggak betah lama-lama di toko apalagi pasar.
Jangankan di tanah suci, di negeri sendiri pun saya paling anti pergi ke pusat perbelanjaan kecuali sangat terpaksa sekali harus beli sesuatu yang tidak bisa dibeli secara online atau nitip teman.
Baca juga: Tips Menabung Untuk Naik Haji
Di tanah suci, saya jadi mikir...
Jauh-jauh pergi ke tanah suci dengan biaya yang tidak murah, niatnya untuk apa?
Benarkah murni untuk ibadah ataukan untuk berbelanja?
Jangan sampai niat kita geser walau sejengkal, dari ibadah menjadi belanja. Jangan sampai kita melakukan kegiatan yang merugi.
Bayangkan jika kita shalat 5 waktu berjamaah di Masjidil Haram & Masjid Nabawi selama perjalanan umrah atau haji kita, belum lagi ditambah shalat sunah lainnya. Lebih lagi jika waktu-waktu diantaranya kita pakai untuk mengaji. Pahalanya tentu sangat banyak sekali jika kita lakukan dengan niat yang lurus dan hati yang ikhlas.
Selama di tanah suci, ayo kita sibukkan diri ini dengan ibadah. Lebih baik kaki gempor karena thawaf keliling kakbah daripada keliling pusat perbelanjaan, lebih baik bibir kita basah karena berdzikir daripada basah karena sibuk menawar harga barang, lebih baik mata basah karena menangisi dosa-dosa daripada menangis karena sedih nggak dapet barang bagus dan murah di toko. Anggota badan yang kita gunakan untuk ibadah ini akan menjadi saksi yang meringankan hisab kita kelak di hari perhitungan.
Oh tenang, tentu saja kita tetap boleh kok berbelanja di tanah suci, utamanya untuk barang-barang yang memang khas, dan bukan made in Cina. Tapi ingat ya:
- jangan sampai menggeser niat kita untuk beribadah.
- jangan sampai mengganggu waktu-waktu ibadah.
- Belanja sewajarnya dan secukupnya.
- Sebaiknya belanja selepas Isya sambil sekalian balik ke hotel. Karena selepas Isya waktunya lebih santai.
- Ingat waktu karena kalau kemalaman nanti nggak bisa bangun qiyamul lail.
- Jangan sampai mengganggu jadwal yang sudah disepakati oleh rombongan.
- Bertanggung jawab dengan barang belanjaannya. Jangan sampai overload dan malah menyusahkan diri sendiri apalagi nyusahin orang lain.
Baca juga: Cerita Umrah
Bantu mereka untuk tetap fokus dan meluruskan niat untuk beribadah. Cukup berikanlah doa yang tulus agar mereka sehat, selamat, dimudahkan dan dilancarkan dalam ibadah, serta pulang menjadi mabrur.
2 komentar
kalau aku dulu memang belanja gak banyak , mungkin karena gak ada duitnya, he,he. memang kalau ke sana niatannya hrs ibadah ya
ReplyDeleteniat ibadah nggak boleh geser. belanja cuma selingan. hahahaha
DeleteSilakan tinggalkan komentar, tapi mohon maaf komentar saya moderasi karena banyaknya spam.
Mohon untuk tidak menyertakan link hidup, ya...
thanks,